Uptodown-id - Menaker Imbau Buruh Fokus Bekerja, Tak Perlu Ikut Demo 2 Desember
November 29, 2016 at 07:51PM
@satria_piningit wrote:
Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) berencana
melakukan mogok nasional pada 2 Desember 2016, dibarengkan dengan
rencana aksi Bela Islam 3. Menanggapi hal itu, Menteri Ketenagakerjaan
Hanif Dhakiri meminta pekerja untuk tidak ikut demo atau melakukan mogok
di perusahaan pada saat dinamika politik nasional sedang menghangat.Hanif
menilai, keterlibatan buruh dalam aksi tersebut hanya akan memperkeruh
suasana politik yang malah merugikan buruh itu sendiri."Saya
mengajak teman-teman buruh untuk fokus bekerja dan tidak usah ikut dalam
politik yang sedang menghangat akhir-akhir ini. Enggak menyelesaikan
masalah, malah bisa nambah keruh suasana. Dalam situasi seperti sekarang
ini, semua pihak, termasuk serikat buruh, seyogyanya ikut menebarkan
kesejukan, ketenangan dan kerukunan", kata Hanif dalam keterangan
ktertulis yang diterima detikcom, Selasa (22/11/2016).Menurut
Hanif, pemerintah tidak 'alergi' dengan demonstrasi. Unjuk rasa maupun
mogok adalah hak buruh. Meski demikian, pelaksanaan mogok dan unjuk rasa
buruh harus sesuai koridor aturan yang ada.Di samping itu,
lanjut Hanif, perlu juga dipertimbangkan segi manfaatnya bagi buruh itu
sendiri. Jangan sampai gerakan buruh justru merugikan buruh, yang justru
membuat buruh malas berserikat."Mogok nasional itu enggak ada,
yang ada adalah mogok di perusahaan. Tapi mogok sah dilakukan jika
perundingan gagal. Jadi, saya minta tolong pimpinan buruh jangan
mengada-ada. Jangan politisasi buruh untuk kepentingan lain di luar
agenda buruh dalam hubungan industrial. Serikat buruh fokus saja pada
isu-isu perburuhan," imbuhnya.Hanif berharap, gerakan buruh
terus menguat sebagai bagian strategi perjuangan meningkatkan
kesejahteraan. Salah satu indikator menguatnya gerakan buruh adalah
apabila jumlah buruh yang berserikat dan jumlah serikat buruh di
perusahaan bertambah.Masalahnya, data Ketenagakerjaan
menunjukkan, terjadi penurunan jumlah buruh yang bergabung dalam
serikat. Tiga tahun lalu jumlah buruh yang berserikat mencapai 4.3
jutaan. Tahun ini turun menjadi 2.7 jutaan.Jumlah serikat buruh
di perusahaan yang semula mencapai 14 ribuan, turun menjadi 7 ribuan.
Sementara pada saat yang sama, jumlah federasi dan konfederasi serikat
buruh terus bertambah yang menandai tingginya polarisasi dalam gerakan
buruh."Data tersebut cukup memprihatinkan. Ini perlu jadi perhatian bersama agar gerakan buruh makin kuat dan fokus," katanya.
Dikatakan
Hanif, ada banyak faktor yang menjadi penyebab menurunnya partisipasi
buruh dalam serikat dan berkurangnya jumlah serikat buruh dalam
perusahaan. Boleh jadi, kata Hanif, salah satu penyebabnya adalah
kuatnya tarikan politik dalam gerakan buruh yang akhirnya malah
mendemoralisasi buruh itu sendiri."Buruh bisa terdemoralisasi
dan malas berserikat kalau pimpinan serikat buruhnya sibuk berpolitik
dan masuk ke isu-isu non-buruh. Saran saya, fokus sajalah ke
agenda-agenda perburuhan. Jangan jadi 'palugada unions' alias 'serikat
apa lu mau gua ada'. Kasihan pekerja atau buruh yang sudah bayar iuran
ke serikat," katanya.Menaker Hanif menambahkan bahwa penciptaan
lapangan kerja hanya dimungkinkan apabila suasana politik kondusif. Oleh
karenanya, ia mengajak serikat buruh dapat membantu menyejukkan suasana
politik, sehingga yang sudah bekerja dapat nyaman bekerja dan yang
belum bekerja bisa mendapatkan pekerjaan.
Posts: 1
Participants: 1
Source - Menaker Imbau Buruh Fokus Bekerja, Tak Perlu Ikut Demo 2 Desember